Friday, January 25, 2013

ARSITEKTUR METAFORA

Kutipan:
… for if a City, according to the opinion of philosophers be no more than a great House, and on the other hand the House be a little City… (Leone Battista Alberti)

Disini digambarkan kepada kita bahwa Kota tidak lebih dari sebuah rumah”, rumah sebagai kota kecil , juga rumah sebagai kota dan sebaliknya. Artinya dengan kata lain kita dituntut untuk melakukan suatu perumpamaan dalam berpikir untuk perancangan. Metafora mudah untuk dikomunikasikan pengamat karena bersifat subjektif namun sulit dalam penerapannya. Perlu adanya pengenalan dan pemahaman atau perenungan terhadap esensi bangunan yang akan diwujudkan dengan menggunakan metafora. Metafora bersifat abstrak karena menggunakan pengandaian yang biasanya hanya dimengerti oleh perancangnya sendiri atau arsitek tersebut. Pada saat menggunakan konsep metafora kiranya perlu mengidentifikasi pola hubungan sejajar yang dapat dikategorikan didalamnya. Biasanya orang lain yang memperhatikannya akan menganggap atau menghubungkannya dengan sesuatu yang dianggapnya mirip.

Metafora digunakan oleh seorang arsitek sebagai alat kreaifitas dengan menguji atau mengembangkan fantasi, imajinasi yang dapat dikatakan sebagai stimulan atau batu landasan yang baik (titik tolak), sehingga dapat mengembangkan pemikiran, pertanyaan-pertanyaan baru terhadap objek yang sedang dipikirkan dan muncul intrepertasi baru. Dapat juga memberikan suasana baru dalam konsep perancangan sehingga menghasilkan konsep-konsep baru yang substansial dan inovatif.

Metafora dapat di kategorikan menjadi tiga :
Intanjible (tidak berwujud), konsep dasar : Individualitas Komunitas- Komunitas Tradisi budaya.
- Berdasarkan konsep, gagasan atau ide, kondisi manusia, kualitas kehidupan (individualitas, alam, sosial masyarakat, tradisi , budaya).
-   Dirasakan secara non visual melalui nilai, komoditas, perasaan.
- Diungkapkan secara tidak langsung yang merupakan hasil perenungan.

Tanjible (berwujud), konsep dasar : Visual
Berdasarkan karakter visual atau material. Diungkapkan secara lugu, langsung sehingga kurang atau tidak adanya pengkajian atau pemahaman terhadap makna atau esensi. Contoh : Toko tempat menjual Hot Dog berbentuk Hot Dog, rumah sebagai istana, atap sebagai langit.

Combined (gabungan), konsep dasar :
Material Visual Konsepsual, merupakan perpaduan antara Tanjible dengan Intangible. Contohnya : komputer, sarang lebah

Orang lebih mengutamakan tangible daripada intanjible karena sipatnya yang lebih terlihat artinya bangunan seperti teks atau dapat berbicara.  Kekuatan bermetapora tergantung dari tingkat pengetahuan dan visualisasi kita, ini lah yang akan membantu kita dalam mengembangkan kreatifitas dan inspirasi.
Kita melakukan suatu perumpamaan pada saat kita berusaha untuk mentransfer sesuatu objek/reperensi/makna, memahami sesuatu lewat pandangan lain, usaha untuk melihat suatu objek agar berbeda  dengan yang lain/hal baru, mengalihkan fokus suatu pertanyaan kepertanyaan lain. Ditinjau dari sejarah Metafora ini diawali oleh para arsitek yang beraliran expresionalisme di Jerman. Definisi tentang arsitektur sendiri merupakan suatu perumpamaan (metafora).

Beberapa contoh dari Metafora :
Hans scharoun dengan rancangannya yaitu  Bangunan Berlin Philharmonic (1956-1963) sesuatu yang tanjible yaitu bukit yang diselimuti kebun anggur. Dia menggambarkan orang orang adalah sebagai anggur dan lereng bukinya adalah bangunan dengan atap tendanya.

Boffil , Walden Seven tidak sebagai hutan alami tetapi yang digambarkan adalah pemandangan alam yang tenang. Dan Kastil Kafka akan mengingatkan mimpi sesorang yang telah membaca Kafka. Disini dia mewujudkan karyanya dengan Metafora dengan langkah langkah menganalisa isi dan wujud.

Eero Saarinen merupakan seorang arsitek beraliran modern, menafsirkan tentang konsepnya pada bangunan Terminal TWA di Bandar Udara Internasional Kennedy menjadi ekspresi gerakan dan wisata sebagai gagasan pokok yang dapat mempersatukan seluruh proyek.

Pada terminal Trans World Airways atau terminal TWA mempunyai tantangan ganda. Yang pertama, menciptakan didalam kompleks terminal yang menjadi bagian dari idelwild (sekarang Kennedy Internasional), suatu bangunan untuk TWA yang khusus dan mengesankan. Yang kedua, merancang sebuah bangunan dimana arsitektur itu sendiri akan mengekspresikan drama dan keistimewaan dan kegairahan perjalanan. Keinginan arsitektur yang mengungkapkan terminal, bukan sebagai suatu tempat statis, terkurung, tetapi sebagai suatu tempat pergerakan dan peralihan. Kenyataan bahwa bagi sebagian orang terminal tersebut tampai sebagai seekor burung terbang merupakan hal yang benar-benar kebetulan saja. Itu merupakan hal yang paling akhir yang dipikirkan dalam perancangan ini oleh Eero Saarinen sendiri. Namun tetap saja bagi setiap orang mempunyai hak untuk menganggapnya seperti itu dan menjelaskan kepada orang awam sebagai metafora burung, karena mereka lebih merasakan dari pandangan saja dari pada hakikat didalamnya.

Kaleva, Gereja Kaleva digambarkan sepeti ikan. Ini dikarenakan ikan adalah telah memberikan banyak makan kepada masyarakat Finlandia.

Gundrat Asplund, Perpustakaan umum di Stockolm, digambarkan perpustakaan sebagai otak komunitas.

Charles Moore membahas tentang hal-hal yang amat menarik sehingga membuat dia merasa ingin mengemukakan bahwa ia (Charles Moore) mempunya keinginan agar semua bangunan mempunyai hakekat batu alam, yang kemudian dikembangkannya melalui cerita yang dibuatnya sendiri. Batu alam merupakan metafora konseptual yang menunjukkan bagaimana bangunan memiliki 2 pandangan atau hakekat tampilan secara bersamaan. Bila view dari bagian luar, bangunan tersebut dapat mempunyai citra yang cocok dengan sekitarnya. Ia dapat mempunyai citra yang berbeda disebelah dalam, seperti suatu lingkungan atau keadaan yang dapat menghibur bagi yang memandang atau yang berada didalamnya, teatrikal dan dramatis sehingga amat cocok untuk daerah peristirahatan. Dalam bukunya berjudul “In Paradise of Architecture” metafora-metafora lain yang dibahas meliputi “Obelisk merupakan suatu teka-teki”, “Sumber adalah suatu suara”, “Kamar merupakan suatu dunia”, “Pintu adalah suatu undangan”, “Deretan kolom adalah paduan suara” dan “Rumah adalah suatu mimpi.”

Kapel Notre-Dame-Du-Haut Ronchamp, arsitektur Kapel Notre-Dame-Du-Haut Ronchamp cukup controversial, lepas bebas dari bentuk biasa gereja dan kapel yang pernah ada, secara keseluruhan dapat interpretasikan sebagai telungkupan tapak tangan, kapal, merpati, topi Italia bahkan dapat seperti ibu dan anak. Begitu banyak intrepertasi yang ditimbulkan sehingga dapat dikatakan bahwa Le Courbusier telah berhasil membentuk metafora Kapel Notre Dame Du Haut.

Dinding-dinding Kapel tidak ada yang lurus dan tegak seperti lazimnya bangunan pada umumnya, tetapi semuanya merupakan komposisi dari diding meliuk-liuk, berdenah kurva. Diantara lengkungan tersebut ada 3 yang membntuk belahan silinder, digunakan untuk kapel lebih kecil. Dindingnya menerus menjulang ke atas membentuk menara.dinding di sebelah barat melengkung seperti huruf j, ujung utara sangat tebal lebih dari 2 m, makin ke selatan semakin tinggi mencuat ke atas juga semakin berkurang tebalnya. Dinding sangat tebal ini diberi jendela besar kecil disusun bebas dalam komposisi seperti pada lukisan abstrak total karya para pelukis De Stijl dari Belanda.

Setelah melihat beberapa contoh tadi maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa dengan bermetapora hasil dari sebuah rancangan akan menjadi lebih bertenaga sesuai dengan kepandaian masing-masing. Maka disini kita dituntut untuk dapat lebih banyak atau memperkaya visulisasi paling tidak dengan membaca dan berpikir. Perumpamaan juga mempunyai keuntungan dan kerugian ini tergantung dari sisi mana kita mengambil perumpamaan ini. Kita dapat memulainya dari yang sesederhana mungkin dengan latihan-latihan yang natinya akan membawa kita pada keberhasilan dengan pengalaman yang terus kita galih dengan pemikiran yang mendalam ini lah yang disebut masyarakat Yunani sebagai “Pemikir Stokastik”.

Jadi Metafora diidentifikasi sebagai hubungan diantara benda-benda dimana hubungan-hubungan yang terjadi lebih bersifat abstrak. Dalam hal ini metafora menggunakan kata-kata "seperti" atau "bagaikan" untuk melukiskan hubungan tersebut.

No comments:

Post a Comment