Sunday, January 27, 2013

SANITASI PADA BANGUNAN RUMAH

Sanitasi adalah suatu usaha untuk memberikan fasilitas di dalam rumah yang dapat menjamin agar keadaan di dalam rumah selalu bersih dan sehat. Untuk menunjang syarat ini, bangunan harus dilengkapi dengan fasilitas sanitasi, adanya penyediaan air bersih yang cukup dan pembuangan air kotor yang lancar. Air bersih harus memenuhi persyaratan sebagai air minum yang berguna untuk kebutuhan hidup manusia seperti minum, masak, cuci. Air harus jernih, bersih dari kuman penyakit dan kotoran lain, tidak mengandung zat kimia aktif, tidak berbau dan tidak ada rasa.

Air kotor adalah air bekas pakai yang sudah tidak memenuhi syarat kesehatan lagi dan harus dibuang agar tidak menimbulkan penyakit.
Perlengkapan sanitasi dapat dibagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu :
1.    Alat penerima air buangan     : kamar mandi, WC, bak dapur, tempat cuci, talang air hujan
2.    Saluran pembuang        : dari pipa tanah atau pipa beton
3.    Tempat pembuangan        : riool kota, peresapan buatan

Perlengkapan sanitasi

Septic Tank
Air buangan dari WC tidak boleh langsung di buang ke tempat pembuangan, baik yang berupa riool kota atau peresapan buatan karena membawa kotoran yang dapat menimbulkan wabah penyakit. Untuk mencegah hal ini maka air buangan dari WC harus dimasukkan dulu  dalam sebuah bak penghancur kotoran yang disebut septick tank. Septic tank harus selalu ada airnya untuk proses penghancuran kotoran, karena itu bak harus dibuat rapat/kedap air. Kotoran-kotoran di dalam septic tank akan dimakan oleh bakteri-bakteri penghancur dan untuk menjaga kehidupan bakteri ini septic tank harus cukup udara yang segar. Untuk memperoleh udara segar, bak harus dihubungkan dengan udara luar dengan sebuah pipa hawa.
Air yang mengandung sabun atau bahan pencuci lain, tidak boleh masuk ke dalam bak septic tank, karena bahan deterjen dapat membunuh bakteri-bakteri penghancur.. Bak septic tank dibuat sedekat mungkin dengan WC agar kotoran tidak terhambat di saluran pembuang, tetapi harus diusahakan berjarak lebih dari 5 m dari sumur air bersih.

Bak Penangkap Lemak
Air buangan dari dapur kadang-kadang masih membawa sisa makanan yang mengandung lemak. Sisa makanan ini tidak boleh langsung dibuang ke dalam sumur peresapan karena akan dapat menutup pori-pori tanah yang mengakibatkan air buangan tidak lagi dapat meresap ke dalam tanah. Untuk mengatasi dan mencegah sisa makanan ikut terbawa sampai ke sumur peresapan, maka air buangan dapat ditampung dulu pada sebuah bak penangkap lemak. Pada bak ini semua sisa makanan akan tertinggal yang dalam waktu-waktu tertentu dapat diambil untuk dibuang keluar.

Sumur Resapan  
Sumur resapan harus diletakkan pada sudut halaman yang terpencil, agak jauh dari tempat bermain anak-anak dan ditutup dengan tanah atau rumput. Jarak sumur resapan harus lebih dari 10 m dari sumur air bersih.


Pipa Saluran Pembuangan
Air dari kamar mandi tidak boleh dibuang bersama-sama dengan air dari WC maupun dari dapur. Masing-masing harus dibuatkan pipa-pipa pembuang sendiri-sendiri. Untuk mengalirkan air buangan dari alat penerima ke tempat pembuangan dapat dipakai pipa dari tanah, pipa beton, pipa galvani, pipa pralon. Bila pipa ditanam dalam kolom sebaiknya menggunakan pipa galvani. Untuk air kotoran dipakai pipa bulat yang dipasang rapat dan ditanam dalam tanah. Untuk air hujan dapat dipakai pipa dari beton (Gravel) ½ lingkaran yang dipasang terbuka di atas tanah. Panjang pipa ini adalah 1 m, untuk menyambungnya dipakain perekat 1 semen : 3 pasir dengan diberi landasan bata. Diameternya dapat dipakai 10 cm, 15 cm, 20 cm, atau sesuai kebutuhan. Kemiringan pipa horizontal air kotor (sabun) min 2%, pipa kotoran (septictank) min.5%, pipa air bersih min.1%.

Bak Kontrol
Pada saluran pembuangan ini harus diberi bak-bak kontrol yang dipasang pada setiap jarak 3 m, pada belokan, pada pertemuan beberapa pipa pembuang atau pada pergantian diameter pipa. Bak kontrol ini berfungsi untuk menampung kotoran-kotoran yang terbawa air buangan dan sebagai tempat untuk memeriksa saluran secara  berkala.

Syarat Perancangan Sebuah WC
1.    Harus dapat sinar matahari langsung dan penghawaan
2.    Seluruh system (dinding, lantai,dll) kedap air waterproof  trasram
3.    Sistem pemipaan (plumbing) harus efisien (KM/WC & dapur sebaiknya berdekatan)
4.    Mudah dioperasikan & dirawat mudah dibersihkan higienis
5.    Finishing lantai harus material anti slip/ tidak licin keramik, ubin, dll
6.    Finishing dinding boleh material slip atau anti slip mudah dibersihkan
7.    Konstruksi lantai dibuat dengan kemiringan min.1% (air bisa mengalir)
8.    Ukuran KM/WC antropometris (bisa digunakan dengan nyaman oleh manusia) :
 - Posisi bak mandi disebelah kanan kloset
 - Tinggi bak mandi (sekitar 70 – 80 cm)
 - Lantai KM/WC harus lebih rendah dari lantai ruang sebelumnya (sekitar 3-10 cm)

No comments:

Post a Comment